Diskusi
ini memiliki tema " generasi muda sebagai agen perubahan di pemilu
2024" yang memiliki tujuan agar mahasiswa memiliki pemikiran yang terbuka
bebas dari tipuan-tipuan mereka yang memiliki niat bulus. Namun, kabar tak
mengenakan muncul satu hari sebelum acara diskusi diadakan yaitu Pembatalan
Agenda Diskusi bersama Rocky Gerung. Pasti banyak dari peserta yang bertanya-tanya,
mengapa malah dilakukan pembatalan agenda 1 hari sebelum acara dimulai, Sabtu
(24/06/23).
Menurut
beberapa pernyataan yang didapat bahwa adanya unsur pemaksaan dalam pembatalan
acara ini. Informasi yang didapatkan sampai sekarang, bahwasanya pada hari
Jum'at, 23 Juni 2023 jam 16:30 kurang lebih kemarin, Presiden Mahasiswa Daeni
Topan Vauzi selaku Penanggung jawab dari Festival UKK,UKKM dan Diskusi Akal
Sehat Bersama Rocky Gerung ditelpon berkali-kali oleh banyak pihak dengan
alasan-alasan yang dilontarkan oleh pihak-pihak tersebut meminta dan menuduh
bahwa adanya unsur-unsur politik ataupun partai terkait akan didatangkannya
Rocky Gerung, tetapi dinyatakan sendiri oleh Presma Daeni Topan Vauzi
bahwasanya mereka masih dapat mengatasinya. Namun ternyata, pukulan terakhir
yang dapat menumbangkan semangat mereka memperjuangkan keinginan masyarakat
untuk bertemu Bapak Rocky Gerung adalah Teguran dan ancaman dari atasan mereka
yang menyatakan dalam kurang lebih 1 bulan sebelumnya setuju akan didatangkannya
Bapak Rocky.
Teguran
dan ancaman-ancaman yang dilontarkan kepada Ketua Dema-i dan jajarannya ini
salah satunya adalah ancaman di DO dari Kampus IAIN Palangka Raya, selain itu
beliau sekalian juga menyatakan bahwa sikap beliau sekalian saat ini ada karena
Rocky Gerung adalah pengkritik pemerintah, yang membuat mengundang beliau ke
lingkungan Kampus sangat beresiko.
Tak
ayal itu juga sudah menjadi pertimbangan para panitia, namun ternyata selain
ancaman tersebut bahwasanya dari pihak Pengurus Masjid Raya Darussalam
melakukan Pembatalan peminjaman Aula Darussalam secara sepihak dengan panggilan
telepon dari Prof. Dr. Khairil Anwar, M.Ag sebagai ketua pengurus masjid
Darussalam yang mana sama tiba-tiba nya dengan telepon dipanggil nya Ketua
Dema-i pada jam 17:00 kemarin.
Setelah berbagai intervensi dari pejabat Institut dan juga dari pejabat luar maka panitia UKK dan UKKM dengan forum diskusi akal sehat dengan berat hati sepakat membatalkan pertemuan diskusi terbuka bersama Bapak Rocky Gerung di Aula Darussalam. Acara pun tetap diadakan dengan skala lebih kecil yaitu diskusi santai bersama beliau disebuah tempat yang tidak terlalu besar yang dapat didapatkan oleh panitia.
Dilansir dari panitia penyelenggara mengapa mereka
tidak dapat mendapatkan Aula ataupun tempat yang lebih besar untuk pertemuan
dengan pak Rocky karena akses peminjaman untuk Aula dan gedung yang memiliki
afiliasi dengan pemerintah telah ditutup untuk mereka dan pilihan mereka
satu-satunya adalah hotel, namun mereka sangat kekurangan dana dan tidak dapat
melakukan peminjaman lebih daripada yang telah mereka usahakan seperti yang
dikatakan oleh panitia dari awal bahwasanya mereka tidak mendapatkan pendanaan
sepeserpun dari Atasan mereka yaitu Rektorat dan dana yang sampai sekarang
mereka gunakan adalah dana dari sponsor dan donatur.
Oleh
karena itulah Keluarga Besar Mahasiswa IAIN Palangka Raya sejak hari ini
meminta dengan tegas pertanggung jawaban dan ganti rugi dari pihak-pihak yang
bersangkutan dengan pembatalan Agenda Diskusi bersama Rocky Gerung karena
dirasa telah memutuskan harapan dan semangat para mahasiswa dan masyarakat awam
untuk lebih meningkatkan jalan berpikir mereka, hanya karena mereka memiliki
kekuasaan atas daerah tertentu.
Muhammad Aqlis
Setiawan selaku Ketua Sema-i menyatakan bahwa,
" Kami
harapkan dengan sangat pertanggungjawaban dari para atasan dan para pejabat
yang telah menjatuhkan semangat dan menghancurkan sampai berkeping-keping
harapan kami, bukan hanya dari kalangan mahasiswa saja namun juga dari kalangan
khalayak umum"
Daeni Topan
Vauzi selaku Ketua Dema-i IAIN Palangka Raya mengatakan
" Kami
sebagai Panitia Diskusi dengan bang Rocky sangat meminta maaf kepada seluruh
peserta akan pembatalan acara ini, namun kami juga sebagai panitia meminta rugi
sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang memaksa kami membatalkan diskusi
dengan beliau dimana kami harus mencari pendanaan dari nol, tanpa adanya dana
dari Rektorat. Tidak mungkin kami tidak meminta rugi atas Kerja keras dan jerih
payah kami panitia".
KOMENTAR