Tatkala masa pembayaran UKT banyak mahasiswa mengeluh
belum bisa membayar UKT karena dampak dari pandemi Covid-19, lantas pada
siapakah mereka mengadu?
Di sinilah seharusnya organisasi mahasiswa (ORMAWA) hadir
untuk merangkul dan membantu rekan sejawatnya sesama mahasiswa yang tak
tersentuh dan terdengar oleh pihak kampus. Memang perkara UKT ini mungkin
terlihat sepele namun akan berdampak besar bagi mereka yang sangat
bersungguh-sungguh dalam berkuliah. Maka dari itu besar harapan saya organisasi
mahasiswa yang berperan sebagai perpanjangan tangan pihak kampus terhadap
mahasiswa yang mengalami kendala-kendala dalam berkuliah.
Namun senampak dan sepengalaman saya selama ini, saya
pribadi menilai organisasi mahasiswa khususnya organisasi mahasiswa di IAIN
Palangka Raya sudah tidak hadir dan minim perduli akan hal demikian, bermedia
untuk menjembatani mahasiswa dengan pihak kampus mereka, terlalu fokus untuk
bagaimana ormawa itu berjalan dan berdampak terhadap sesama pengurus dan
masyarakat di luar kampus agar terlihat eksis dan dipandang baik, namun mereka
lupa dengan rekan sejawatnya yang tidak ikut organisasi kemahasiswaan.
Saya yakin sebagian besar dari mereka pengurus ormawa itu
tidak tahu bahwa banyak rekan sejawatnya sesama mahasiswa luntang-lantung
kebingungan dan sedang membutuhkan bantuan sebab mereka terlena dalam fantasi
bereksistensi yang membutakan pandangan mereka terhadap kerabat sesama mahasiswa
yang tak ikut organisasi, ibarat pepatah “semut
di seberang laut keliatan, sedangkan gajah
di pelupuk mata tak keliatan.”
Saya terkadang termenung melihat keadaan organisasi
mahasiswa saat ini, mereka terlalu asik mencari eksistensi namun melupakan esensi
dari hadirnya organisasi kemahasiswaan. Seakan mereka melupakan khittah-nya sebagai sebuah wadah untuk
sesama mahasiswa saling bahu-membahu dan tolong-menolong. Seyogianya organisasi
mahasiswalah yang terdepan dalam menjadi wadah untuk mengadukan dan mengaspirasikan
perkara-perkara yang menghambat mahasiswa berkuliah, bukan yang terdepan untuk
terlihat eksis dan aktif.
Tujuan dari tulisan ini ialah agar kalian para pengurus
organisasi mahasiswa tidak melupakan rekan sejawat kita yang tidak ikut organisasi,
sesama mahasiswa yang tak tersentuh dan tak terdengar rintihan tangisnya oleh
pihak kampus yang sedang memerluan uluran tangan kita. Ibarat sebuah keluarga,
untuk apa kita membantu dan membahagiakan orang lain sedangkan kita sendiri
lupa dengan keluarga terdekat kita yang membutuhkan bantuan. Kita boleh eksis
namun jangan sampai terlena dalam dunia eksistensi yang membutakan mata dan
hati nurani terhadap lingkungan terdekat kita.
Penulis : Muhammad Aqli Setiawan (Mahasiswa KPI, semester 5)
Redaktur : Rina Khafizah
KOMENTAR