Pengamatan
ini di lakukan oleh Tim Lewu, dimana tim ini adalah tim yang di bentuk dari
kolaborasi Mahasiswa dari latar belakang perguruan tinggi yang berbeda-beda.
Tim Lewu sendiri beranggotakan :
- Fitriani Sinaga dari Universitas Mulawarman, bertugas untuk mengamati keanekaragaman hayati yang ada;
- Rahmalia dari Universitas Palangka Raya, bertugas untuk mengamati keanekaragaman hayati yang ada ;
- Iqbal dari Universitas Muhammadiyah Palangka Raya, bertugas mengamati keadaan dan situasi sosial, pendidikan, dan ekonomi masyarakat dan;
- Achmad Zaki Abrori dari IAIN Palangka Raya, bertugas untuk melakukan dokumentasi sekaligus pembuatan mini film dokumenter.
Pengamatan
ini bekerja sama dengan pihak Balai Taman Nasional Sebangau (BTNS) sebagai
instansi yang memberikan Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (SIMAKSI) kepada
Tim Lewu, dimana pihak BTNS sebatas memberikan dampingan di lapangan.
Pengamatan ini di lakukan selama 7 hari,
terhitung sejak tanggal 2-8 Juli 2021.
Fitriyani
mengungkapkan tujuan dari pengamatan ini antara lain untuk meningkatkan upaya
konkret public awareness and support terkait pentingnya menjaga biodiversitas
secara kolektif bersama masyarakat di areal Buffer Zone kawasan konservasi ;
live in, dimana melebur dengan masyarakat setempat sembari mengamati keadaan
serta kondisi sosial masyarakat di sekitar Buffer Zone atau sekitar hutan
konservasi ; bersama-sama mengedukasi dan memberi informasi kepada mahasiswa
dan masyarakat tentang isu konservasi dalam upaya untuk menjaga hutan lebih
baik dan berkelanjutan. ”sekaligus juga merangkul dan kolaborasi antar
pemuda/i yang peduli lingkungan khususnya konservasi, upaya untuk menjaga hutan
lebih baik dan berkelanjutan” ucap Fitriani.
Tidak
hanya itu, Achmad Zaki juga manambahkan tujuan dari adanya pengamatan ini untuk
memberi ruang dan wadah ekspresi untuk
Mahasiswa dalam menuangkan gagasan dan pengetahuan tentang konservasi
dalam sebuah artikel, laporan pengamatan Taman Nasional Sebangau, buku ber-ISBN
dan “Short Movie Conservation Education”. “memberi referensi kepada
pemerintah dan pemangku kepentingan untuk pengambilan kebijakan dengan gagasan
yang di kemukakan oleh Mahasiswa sebagai generasi pemikir dan penerus bangsa” tutup Achmad.
Dalam
hal publikasi, Program Mamangun Mahaga Lewu dipublikasikan oleh media Nasional
seperti Kalteng Today, Kalteng Pos Group, Dayak TV, Mongabay Indonesia, Tempo,
dll.
Tim
Lewu berharap dari adanya pengamatan ini masyarakat Palangka Raya, khususnya
Kereng Bangkirai tetap membersamai menjaga hutan konservasi, mengingat Taman
Nasional Sebangau adalah sandaran hidup masyarakat Kereng Bangkirai, sehingga
keberadaan nya dapat berkolaborasi lagi untuk keberlanjutannya dengan anak muda
di Palangka Raya, baik itu individu maupun komunitas-komunitas anak muda yang
spesifik di bidang literasi maupun komunitas untuk aktivitas lingkungan dan
lembaga lainnya.
Penulis : Ari Rahmad Nawawi
Redaktur : Abdul Rohman
KOMENTAR