Direktur:
Thodsapol & Nithiwat Tharathorn
Sutradara:
Nithiwat Tharathorn
Penulis
Naskah:
- Suparuek Ningsanon
- Nithiwat Tharathorn
- Sopana Chaoviwatkol
- Thodsapol Thiptinkorn
- Produser:
- Jira Maligool
- Chenchonnanee Soonthonsaratul
- Suwimol Techasupinan
- Wanruedee pongsittasak
Pemeran:
- Sukrit Wisetkaew sebagai Song
- Chermarn Boonyasak sebagai Ann
- Sukollawat Kanaros sebagai Nuii
- Chutima Theepanart sebagai Gigi
Musik
: Andhika Triyadi
Sinematografi : Naurel Chokapanitak
Penyunting : Cesa David Luckmansyah
Distributor : GTH
Tanggal
Rilis : 20 Maret 2014
Durasi : 01:45:16
Negara : Thailand
Bahasa : Thai
SINOPSIS
Cerita
dalam film ini antara masa lalu dan masa kini digambarkan secara beriringan.
dimulai saat bu Ann bersama temannya bu Gigi dipindah tugaskan di sekolah
apung yang bernama sekolah kapal karena
sekolah tersebut mengapung diatas air danau. Di daerah pedalaman. Banyak sekali
rintangan yang dilalui mereka berdua, dari perjalanan ke daerah tersebut sangat
jauh dan jalannya rusak. Sama seperti yang dilalui pak song dimasa kini.
Setelah menempuh perjalanan yang sangat amat jauh perjalanan masih dilanjutkan
dengan naik perahu untuk menyeberangi sebuah danau. Awal cerita dalam film ini
banyak disuguhi hal-hal yang berbau komedi dikemas dalam guyonan pada setiap
percakapan. Hingga Pak Song menemukan buku harian Bu Ann yang tertinggal di
atas papan tulis yang dituliskan tentang keadaan selama ia mengajar di sekolah
perahu tersebut.
Hari
pertama tidak ada sama sekali murid yang datang keadaan sekolah juga sangat
memprihatinkan tidak ada penerangan, fasilitas tidak memadai, sinyal pun tidak
ada, seperti hidup di negeri entah-berantah, dalam bak air terdapat cicak yang mati , hingga di
kamar mandi ada mayat yang telah membusuk karena daerah tersebut berada diatas
danau dan sering sekali orang mati karena hanyut. Anak-anak harus dijemput satu
per satu untuk sekolah dan Pak Song hanya memiliki empat murid dan semuanya
berbeda kelas. Banyak hal yang harus dilakukan Pak Song untuk dapat beradaptasi
dan murid-muridnya yang masih terpengaruh akan gaya belajar Bu Ann. Sebagai
guru yang tidak memiliki pengalaman mengajar maka hal ini sangat membuat Pak Song
kesulitan.
Anak-anak
belajar tidak hanya datang ke sekolah namun hidup juga dalam sekolah tersebut
seperti makan dan tidur. Dalam cerita film ini dikisahkan Bu Ann yang memiliki
pacar tidak suka jika ia harus hidup ditengah daerah entah-berantah hanya
mengajar empat sampai tujuh orang anak. Ia meminta bu Ann untuk kembali ke
kota. Dan pacar Bu Ann membenarkan bahwa masalahnya adalah tato di tangan bu
Ann. Kepala sekolah memindahkannya ke sekolah kapal tersebut karena Bu Ann bersikeras
tidak ingin menghapus tato. Padahal bu Ann adalah guru yang memiliki kemampuan
yang luar biasa. Bu Ann juga memiliki ciri khasnya dan cara tersendiri dalam
mengajar sehingga membuat siswanya paham karena ia mengunakan prakek langsung
tidak secara teoritis. Bu Ann adalah wanita keras kepala diminta kembali
pacarnya ia tetap bersisikuku mengajar di sekolah kapal. Bu Ann adalah wanita
yang sangat tegar dalam berbagai kesusahan seperti menarik mayat dalam kamar
mandi ia lakukan dengan begitu tegar, dan setiap hari ia menuliskan kisahnya
dalam buku hariannya tersebut. Bahkan semua kesulitan itu membuat gigih,dan
pantang menyerah namun Ann tetap
bertahan. Bu Ann tidak pernah menyangka bahwa tatonya tersebut membawanya
sejauh ini. Akhirnya pacar Bu Ann menyetujui dan mendukungnya.
Sedangkan
Pak Song yang merindukan pacarnya kembali ke kota dan mendapati pacarnya
berselingkuh, Pak Song justru ditingalkan kekasihnya karena kekasihnya
menganggap masa depan Pak Song suram. Akhirnya Pak Song putus dengan
kekasihnya. Dan melanjutkan hidup di sekolah kapal. Di saat terendah hidup Pak
Song itulah ia membaca buku diary Bu Ann dan membantunya dalam hidup di sekolah
kapal. Pak Song mulai mampu hidup di atas sekolah kapal. ia mulai mampu
beradaptasi dengan bantuan buku diary bu Ann. Setiap hari Pak Song mulai
membayangkan Bu Ann, mengandai-andai dan ia mulai jatuh cinta pada Bu Ann.
Saking penasarannya pak song dengan Bu Ann ia meminta murid-muridnya untuk
mencari barang-barang apa saja yang ditinggalkan Bu Ann. Hingga ia terbawa
mimpi. Saat bangun dari mimpi sekolah perahu tengah dihantam badai dahsyat dan
memporak-porandakan sekolah, membuat seluruh siswa takut dan menangis. Karena
badai begitu dahsyat mampu membuat kerusakan yang cukup berat pada sekolah
kapal. Ditengah badai, buku harian Bu Ann hampir hilang ditelan badai Pak Song
yang memeluk erat muridnya berusaha keras untuk menggapai buku diary tersebut.
Karena badai yang begitu dahsyat Pak Song tidak mampu menggapai buku diary
tersebut. Saat badai telah lewat Pak Song berenang ke danau dan mengumpulkan
serpihan-serpihan buku Bu Ann. Selain itu pak Song juga mengeringkan dan
mempertebal kembali tulisan dalam buku tersebut yang mulai luntur. Dengan semua
murid dan usaha yang tidak mudah Pak Song dan para murid membenahi sekolah
perahu.
Puncak
masalah yang terjadi yang dihadapi Bu Ann dan Pak Song adalah ketika salah satu
muridnya tidak ingin bersekolah lagi. Saat ditanya apa yang dicita-citakan
anak-anak tersebut adalah menjadi nelayan. Padahal seorang guru berharap anak
didiknya lebih dari itu. Hal itu membuat Bu Ann benar-benar terpuruk dan
menyerah. Ia merasa bahwa seluruh usahanya, sia-sia anak pedalaman tidak
menginkan hal lebih dari apa yang orang tua mereka lakukan. Misalnya
melanjutkan jadi nelayan. Hal itu sangat membuat Bu Ann jatuh. Saat Pak Song
membaca bagian diary tersebut kemudian Ia memutuskan untuk kerumah Pong (sang
murid) dan mengajaknya sekolah kembali. Pak Song merayu Pong dengan berbagai
cara hingga ia mampu sekolah kembali.
Saat
ujian akhir semester semua murid kesulitan dalam menjawab soal apalagi Pak Song
memang bukan berlatar belakang pendidikan sebagai guru, ditambah lagi anak-anak
dalam satu kelas tidak dalam tingkat kelas yang sama. Hingga saat ia melapor
dengan keapala sekolah ia diberi waktu semester lagi untuk memperbaiki nilai
muridnya. Jika nilai tetap tidak lulus maka Pak Song akan diberhentikan.
Masalah bertambah runyam saat ia tahu bahwa Bu Ann ternyata akan menikah. Itu
membuat Pak Song sangat frustasi kemudian Pak Song memutuskan berhenti mengajar
di sekolah kapal. Saat Pak Song merasa kehilangan ternyata Bu Ann dikhianati
pacarnya sendiri. Dan bu Ann memutuskan kembali mengajar di sekolah kapal.
Disaat
Pak Song sudah tidak ada Bu Ann kembali menemukan buku diarynya dalam keadaan
lusuh, hampir rusak dan usang. Ia membuka-bukanya kembali dan tidak percaya
bahwa buku diary nya yang bahkan terlupakan, dirawat dan berharga untuk
seseorang, saat itu juga mulai tumbuh rasa penasaran pada Pak Song. Bahkan Pak
Song juga menulis catatan-catatan kecil dalam diary Bu Ann, itu membuat hati Bu
Ann semakin bedebar-debar. Dalam buku diarynya juga pak song mengambarkan
betapa bahagianya ia menemukan diary Bu Ann dan menceritakan setiap kejadian
yang dialaminya. Pak song menceritakan setiap detail perasaannya bahkan hal
yang ia tidak pernah temukan dan bayangkan jika ia harus menjadi guru. Ia
benar-benar menemukan dunia baru. Saat ujian akhir berlangsung dan menentukan
nasib sekolah tersebut semua murid Pak Song lulus kecuali Pong. Pak Song
membesarkan hati Pong dan ia mengatakan bahwa ialah guru yang buruk. Akhirnya
Pak Song mengundurkan diri. Pak Song menuliskan rasa terima kasih
sebesar-besarnya terhadap buku diary Bu Ann. Yang mengajarkan ia segalanya. Dan
meminta maaf karena buku tersebut rusak. Benar saja sekembalinya Bu Ann nilai
anak-anak membaik dan lulus semua dan kepala sekolah menyatakan bahwa ia sangat
bangga sekali kepada Bu Ann. Saat menghadap kepada kepala sekolah Bu Ann
menanyakan bagaimana dengan Pak Song dan kepala sekolah bercerita bahwa
beberapa waktu lalu kemari dan merasa bahagia karena Bu Ann kembali ke sekolah
kapal. Akhirnya kepala sekolah memberikan surat lamaran pekerjaan dari Pak Song
untuk bu Ann. Ia merasa sangat senang sekali.
Bu
Ann mencoba mencari Pak Song dari alamat yang diberikan kepala sekolah namun
hasilnya nihil. Dalam mengajar Bu Ann terus berpikir tentang Pak Song dan
membayangkan kehadiran Pak Song. Hingga pada suatu hari Bu Ann pergi ke desa
dan membeli ikan ia mendapat berita bahwa Pak Song megirim surat untuknya. Hal
malang terjadi karena surat tersebut oleh muridnya dihanyutkan. Namun, sang
murid menyatakan telah membaca isi surat tersebut dan menyatakan bahwa Pak Song
akan kembali liburan sekolah ini. Merasa begitu bahagia, Bu Ann meminta
muridnya untuk kerja bakti membersihkan kelas sebersih mungkin. Hingga pada
hari itu ditengah penantian bukan Pak Song yang hadir namun mantan kekasih Bu
Ann. Bu Ann sangat kecewa tentunya. Akhirnya Bu Ann menyerah pada keadaan dan
memilih kembali bersama kekasihnya saat semua murid disekolah kapal lulus.
Saat
perjalanan ke kota bersama kekasihnya Bu Ann mengingat kembali apa yang
membuatnya menjadi guru. Bahwa bukan hanya tentang mengajarkan teoritis tapi
mampu memberitahu rasa yang tidak pernah dimengerti muridnya juga. Saat itu ia
menyadari bahwa ia dan kekasihnya tidak pernah saling mengerti dan semua itu
membuatnya tidak harus bersama lagi. Akhirnya Bu Ann memutuskan kembali ke
sekolah kapal dan saat itu bertemu dengan pak Song. Akhirnya mereka dapat
bertemu dan mewujudkan harapan-harapan
bersama yang selama ini terdenpam.
KELEBIHAN:
-
Penyajian film ini sangat mudah dicerna tidak sulit dipahami.
-
Awal penyampaian membuat penonton tertarik dan semakin penasaran karena awal
penyajian langsung ditampilkan sebuah pokok permasalahan semacam abstrak atau
garis besar masalah yang akan dibahas dalam film tersebut.
-
Dalam menit-menit pertama banyak disuguhkan komedi yang sangat segar, namun
komedi yang ditampilkan tidak jadul atau tetap fresh.
-
Film Thailand ini mengemas percintaan dengan latar belakang yang berbeda dengan
film pada umumnya. Konflik batin yang disuguhkan sangat menyentuh.
-
Memiliki pesan moral yang luar biasa.
KEKURANGAN:
-
Banyak menggunakan alur maju
mundur, sehingga sedikit susah dipahami.
-
Banyak pengulangan permasalahan yang sama, berkali-kali pak Song dan Bu Ann
hampir bertemu namun selalu gagal.
-
Seharusnya ada faktor yang lebih realistis yang membuat alasan penantian pak
Song lebih kuat. Tidak sekadar sebuah diary.
AMANAT:
Jangan
pernah menghakimi sesuatu dari sampulnya. Setiap guru memiliki caranya
masing-masing dalam menyampaikan. Guru bukan hanya sekedar memberi materi di
kelas. Tapi penuntun sekaligus orang tua yang mendidik muridnya. Guru yang baik
adalah guru yang mampu memberi pengalaman seluas-luasnya bagi siwa.
Penulis : Devia
Redaktur :
Ari
KOMENTAR