Monumen Nasional atau yang lebih akrab disebut Monas adalah monumen peringatan setinggi 132 meter (433 kaki) yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan dari pemerintahan kolonial Hindia Belanda.
Pembangunan monumen ini dimulai pada tanggal 17 Agustus 1961 di
bawah perintah presiden Soekarno dan dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli
1975. Tugu ini di mahkotai lidah api yang dilapisi lembaran emas yang
melambangkan semangat perjuangan yang menyala-nyala. Monumen Nasional terletak
tepat di tengah lapangan Medan Merdeka, Jakarta Pusat.
Pembangunan Monumen Nasional ini terdiri atas tiga tahap :
Pembangunan tahap pertama, kurun 1961/1962 - 1964/1965 dimulai
dengan dimulainya secara resmi pembangunan pada tanggal 17 Agustus 1961 dengan Soekarno
secara seremonial menancapkan pasak beton pertama. Total 284 pasak beton
digunakan sebagai fondasi bangunan. Sebanyak 360 pasak bumi ditanamkan untuk
fondasi museum sejarah nasional. Keseluruhan pemancangan fondasi rampung pada
bulan Maret 1962. Dinding museum di dasar bangunan selesai pada bulan Oktober.
Pembangunan obelisk kemudian dimulai dan akhirnya rampung pada bulan Agustus
1963.
Pembangunan tahap kedua berlangsung pada kurun 1966 hingga 1968
akibat terjadinya Gerakan 30 September sehingga tahap ini sempat tertunda.
Tahap akhir berlangsung pada tahun 1969-1976 dengan menambahkan
diorama pada museum sejarah, meskipun pembangunan telah rampung, masalah masih
saja terjadi, antara lain kebocoran air yang menggenangi museum. Monumen secara
resmi dibuka untuk umum dan diresmikan pada tanggal 12 Juli 1975 oleh Presiden
Republik Indonesia Soeharto.Lokasi pembangunan monumen ini dikenal dengan nama
Medan Merdeka. Lapangan Monas mengalami lima kali penggantian nama yaitu
Lapangan Gambir, Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas, dan Taman
Monas.
Dua orang arsitek yang bertanggung jawab dalam pembangunan Monas
ini adalah Frederich Silaban dan R.M. Soedarsono.Sedangkan kontraktor utama
pada pembangunan Monas ini adalah P.N. Adhi Karya.
Adapun benda yang berada di atas Monas adalah lidah api yang
terbuat dari emas. menurut dokumen yang bisa dilansir dari situs Perpustakaan
PU, Tugu Monas: Laporan Pembangunan' yang diterbitkan 17 Agustus 1968,
dituliskan lidah api di atas tugu Monas berbentuk kerucut setinggi 14 meter,
dibuat dari perunggu seberat 14,5 ton yang terdiri dari 77 bagian yang
disatukan, kemudian dilapis emas murni seberat lebih kurang 35 kg. Tidak
disebutkan dari mana emas itu berasal.Kemudian demi merayakan ulang tahun emas Republik
Indonesia pada 1995, pemerintah saat itu menambah jumlah emas agar genap 50
kilogram.
Penulis : Aqli
Redaktur : Ari
(Referensi : wikipedia.org, Finance.detik.com)
KOMENTAR