Legenda batu banama adalah cerita tentang kapal yang berubah menjadi
batu.Kapal yang dikendarai oleh kilin menuju desa yang menjadi tempatnya
bersinggah.Apakah kalian mengetahuinya legendanya? Lagenda Batu Banama Sama
dengan legenda Bukit Tangkiling.
Di Bukit Tangkiling terdapat sebuah batu yang
berbentuk seperti perahu, konon ceritanya pada dahulu kala batu ini adalah
sebuah perahu yang berubah menjadi batu (basaluh) oleh yang Maha Kuasa karena
terjadinya sebuah pali (pantangan). Ceritanya hampir mirip dengan legenda
Sangkuriang. Pada
masa lampau pulau Borneo merupakan bagian dari lautan dan masa lalu daratannya
hanya sedikit yaitu daerah tengah dan daerah timur pulau Borneo sekarang. Saat
itu Bukit Tangkiling termasuk wilayah daratan sehingga di situ menjadi sebuah
kampung, di kampung itu hiduplah seorang seorang ibu dan anak laki-lakinya,
suaminya sudah meninggal. Ibu ini dikenal dengan Bawi Kuwu (seorang wanita yang
cantik dan awet muda). Di suatu hari si ibu sedang memasak nasi goreng yang
digoreng tanpa minyak (bari sanga) saat si ibu sedang memasak ternyata si anak
ini terus mendesak ibunya supaya cepat dihidangkan karena si anak merasa lapar,
si ibu mencoba bersabar tetapi si anak malah semakin merengek-rengek tidak
karuan maka habislah kesabaran si ibu ini, tanpa sengaja ia pun mengayunkan
solet (suruk : alat buat menggoreng) ke bagian kepala anaknya, sesaat setelah
dia tersadar ternyata di kepala anaknya telah mengalir darah segar sehingga si anak
ini menjadi panik dan marah. Dalam sekejap si anak berlari keluar dari rumah
dia merasa ibunya tidak lagi menyayangi dirinya, ibunya berusaha mengejar
tetapi si anak berlari ke sebuah dermaga. Di dermaga itu terdapat sebuah kapal
yang sedang singgah, kapal ini berasal dari negeri Cina sedang singgah untuk
menjual keramik di kampung itu dan si anak bersembunyi di bagian bawah kapal
itu. Ibunya berusaha mencari keseluruh penjuru kampung tetapi tidak dapat
menemukan anak ini. Dia menyesali dirinya karena telah memukul kepala anaknya,
diapun merenungi perbuatannya itu.
Lalu tak lama setelah bongkar muat di
dermaga diselesaikan maka kapal Cina itu akhirnya melepas sauh dan kembali
berlayar ke negeri Cina. Singkat cerita si anak yang tadi bersembunyi di kapal
itu ditemukan oleh kapten kapal dan ditanyai kenapa ia ada dikapal itu, ia pun
menjawab dengan jujur bahwa ibunya telah memukul kepalanya sehingga ia
menganggap ibunya sudah tidak sayang lagi pada dirinya, untuk kembali tidak
memungkinkan lagi maka oleh kapten kapal ia diijinkan ikut berlayar setelah
sembuh dia menjadi pelayan dikapal itu, karena sifatnya yang baik akhirnya ia
bekerja kepada saudagar yang memiliki kapal itu, setelah sekian lama bekerja
dengan saudagar dan si anak tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan, sekian
lama bekerja di negeri Cina ia menjadi kepercayaan sang saudagar bahkan karena
saudagar tadi tidak memiliki keturunan maka akhirnya ia diangkat menjadi anak
dan diberi nama Kilin, tak terasa tahun demi tahun berlalu dan saudagar dan
istrinya telah wafat. Maka Kilin berniat untuk berlayar lagi untuk berdagang,
maka iapun menghubungi kapten yang telah menyelamatkannya dahulu, dengan
sukacita kapten ini menyambut baik rencana Kilin maka mereka pun mulai
mempersiapkan pelayarannya. Setelah tiba saat yang tepat mereka pun berlayar
dari negeri ke negeri, dari pulau ke pulau dan dari laut ke laut serta
mengarungi samudera hingga sampailah mereka ke tempat kampung si Kilin tadi
berasal. Saat mereka singgah ke kampung ini terlihat lah oleh Kilin seorang
wanita cantik yang membawa barang-barang untuk ditukarkan pada barang-barang
yang dibawa kapal miliknya. Saat itu pun ia jatuh cinta pada wanita itu dan
dengan segera ia pun melamarnya, wanita itu pun menerima lamaran ini namun ia
mengakui bahwa ia bukan gadis dan ia pernah menikah sebelumnya, bagi anak muda
yang sedang jatuh cinta hal ini bukanlah masalah maka ia tetap pada pendirian
hatinya sehingga akhirnya mereka pun menikah. Setelah menikah ia membawa wanita
ini ke kapalnya, pada saat itu kapal besar disebut dengan nama Banama
oleh masyarakat Dayak dan pemiliknya disebut Bandar.
Setelah berada di Banama kedua pasangan
inipun bermesraan dan Kilin merebahkan kepalanya di pangkuan wanita ini,
sehingga si wanita ini pun mengelus-ngelus kepala Kilin dengan lembut.Saat
mengelus kepala Kilin diapun melihat sebuah luka dikepalanya dan secara spontan
di tanyakanlah hal ini kepada Kilin, Kilin pun lalu menceritakan masa lalunya
kepada wanita ini, saat itulah si wanita ini sangat terkejut dan dengan wajah
yang pucat dia berkata bahwa dirinya sendirilah ibunya yang dimaksudkan Kilin
itu, saat mendengar hal itu tentu saja Kilin menolak hal ini mentah-mentah dan
menuduh wanita itu bohong, dia mengatakan tidak mungkin kalau wanita itu ibunya
karena kalau ibunya pastilah sudah tua, ibunya menjawab ia tidak menjadi tua
karena ia telah memohon pada yang Maha Kuasa agar diberikan umur yang panjang
sehingga ia diberikan anugerah kecantikan yang tidak memudar. Dengan cepat
Kilin menertawakan hal ini sehingga ia akhirnya mengucapkan sumpah bila hal
yang dikatakan wanita itu benar, biarlah di dikutuk oleh yang Maha Kuasa. Pada
saat itu juga terjadilah malapetaka itu sehingga guntur sahut menyahut terjadi
dan hujan disertai badai disaat matahari bersinar terang pun terjadi, akhirnya
karena kutukan itu kapal (banama) yang dimiliki Kilin berubah menjadi batu dan
wanita yang ternyata ibunya akhirnya terjebak dalam batu itu, sedangkan nasib
para awak kapal dan Kilin sendiri tidak diketahui dengan jelas mungkin mereka
tewas dan tenggelam ke laut.
Konon ceritanya saat Kapal (Banama) itu
berubah menjadi batu ibunya yang terkurung di dalamnya masihlah hidup sehingga
penduduk kampung yang merasa prihatin terkadang dapat memberikan makanan dan
minuman serta sirih dan pinang melalui sebuah lubang yang ada dibatu itu,
bahkan jika dimasukan benang pada lubang batu itu keesokan harinya bisa menjadi
kain karena ditenun oleh wanita itu tadi. Kemudian hal yang mengerikan terjadi,
ada seseorang laki-laki yang sangat ingin melihat wajah wanita ini karena
selain ia memiliki umur yang panjang iapun tersohor memiliki wajah yang cantik,
laki-laki ini lalu menjulurkan makanan untuk diberikan kepada wanita di dalam
batu tadi, saat tangan wanita itu terjulur untuk mengambilnya, laki-laki ini
memaksa untuk memegang tangan wanita ini dan berusaha untuk menariknya keluar,
tetapi wanita ini berusaha untuk menolak namun sangat malang tangan wanita ini
sudah terpegang erat oleh si laki-laki ini. Karena kesal dengan penolakan
wanita di dalam batu tadi dengan kejamnya laki-laki ini mengayunkan kapak dan
memotong tangan wanita tadi-sejak saat itu tidak pernah lagi terdengar suara
wanita itu atau apapun yang menandakan adanya kehidupan di dalam batu itu
terlihat.
Menurut cerita yang ada, peristiwa
ini terjadi pada masa dinasti Tang, lokasi peristiwa ini dinamai Tangkiling,
sedangkan Kilin menunjukan pada orang yang mengalami peristiwa kutukan ini
yaitu si Kilin. Akhirnya penyebutannya berubah menjadi Tangkiling pada masa
kini, selanjutnya pada masa itu air laut mengalami penurunan sehingga
terbentuknya daratan, sedangkan kampung tempat tinggal Kilin dan ibunya
ternyata sekarang menjadi sebuah bukit, inilah yang sekarang disebut dengan
Bukit Tangkiling, sedangkan batu yang menyerupai kapal dan disebut batu banama
dapat kita lihat sampai saat ini. Tapi sayang bukit ini lama kelamaan bisa
menjadi tempat yang datar karena pertambangan batu yang semakin meningkat
sesuai dengan pembangunan yang makin menggeliat di Kota Palangka Raya.
Penulis :Aulia
Redaktur :Ari
Referensi : https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=404
KOMENTAR