Oleh: Nova Fitriani
Islam telah mengatur seluruh aktifitas umatnya, termasuk dalam hal belajar. Belajar merupakan kewajiban seorang manusia sepanjang hidupnya. Seperti pepatah Arab yang mengatakan bahwa “Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat”. Pepatah tersebut memotivasi kita agar senantiasa untuk belajar mulai dari dini hingga nafas berada ditenggorokan. Belajar tidak mengenal usia, waktu dan tempat karena secara tidak sadar kita membutuhkan yang namanya belajar untuk berproses dalam kehidupan.
Islam diawali dari turunnya wahyu yang pertama yaitu iqra’ (bacalah), oleh karena itu islam memerintahkan kepada kita untuk senantiasa membaca. Salah satu aktifitas belajar adalah membaca. Karena dari membaca kita akan mendapatkan ilmu yang dapat bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain. Proses belajar tidak hanya membaca namun juga melihat, mendengarkan, menulis, menghitung, menghafal dan berpikir. Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar manusia melakukan perubahan-perubahan perilaku serta cara berpikir mengenai sesuatu. Belajar adalah sebuah proses, karena itu belajar berlangsung secara aktif dan inovatif dengan mengemukakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai tujuan.
Tujuan belajar dalam islam adalah untuk mendapatkan ridha Allah, mendapatkan kebahagian di dunia dan di akhirat, berusaha keluar dari ruang kebodohan pada diri sendiri dan orang lain serta cara mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah SWT kepada kita sebagai hamba sekaligus khalifah dimuka bumi. Dalam pandangan islam bahwa belajar sebagai ibadah yang bernilai tinggi dimata Allah SWT. Bahkan, ketika kita berjalan untuk belajar atau menuntut ilmu maka satu langkah kita akan mendapat pahala.
Allah SWT memberikan banyak keutamaan bagi hambanya yang ingin belajar dan mengamalkan apa yang dipelajarinya. Keutamaan yang pertama yaitu, Allah akan meninggikan derajat orang yang belajar (menuntut ilmu). Kedua, para malaikat akan mengepakkan sayap-sayapnya bagi pelajar karena ridha dengan aktifitasnya. Ketiga, Rasulullah menganggap perjalanan menuntut ilmu atau belajar itu sebagai jalan menuju surga. Keempat, Nabi memberikan perbandingan Antara orang yang berilmu dengan ahli ibadah seperti perbandingan Antara bulan dan bintang. Dimana ahli ibadah dan orang yang berilmu mendapat kedudukan yang tinggi dan bersinar. Maka dari itu Rasulullah memberikan motivasi kepada umatnya agar tidak pernah berhenti untuk belajar dimanapun dan kapanpun guna menuju peradaban islam yang gemilang.
Namun, hendaknya ketika sudah berilmu maka juga harus beradab. Karena adab lebih tinggi daripada ilmu. Orang yang berilmu tanpa beradab sama dengan nol, sebab tidak mendapat pahala bahkan derajatnya rendah dimata Allah. Maka dari itu orang yang berilmu harus disertai dengan adab, entah adab terhadap ilmu itu sendiri, guru yang mengajarinya atau orang lain. Agar proses belajar atau menuntut ilmu yang kita lakukan menjadi berkah, bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain serta mendapat keridhaan dari sang pencipta ilmu itu sendiri.
Tidak ada kata berhenti atau terlambat untuk belajar,selagi nafas masih berhembus kita harus belajar kapanpun, dimanapun dan dengan siapapun. Belajar jangan dilihat dari orang yang memberikan ilmu tapi lihat dari isi yang ia sampaikan apakah memiliki manfaat untuk kita dan umat. Belajar dan mengajarkan ilmu yang sudah kita peroleh agar dapat penebar manfaat bagi sekeliling kita.
Sumber referensi:
Marita lailia Rahman, Konsep Belajar Menurut Islam.
Darmiah, 2015, Konsep Belajar Menurut Islam, Jurnal ilmiah Pionir, hlm.3-14
KOMENTAR